Tuesday, April 13, 2010

(BUKAN) PRIA ROMANTIS

Suamiku selalu mengklaim dirinya bukan pria romantis. Sejak jaman pacaran, jarang sekali dia mengatakan kata-kata mesra, baik itu secara langsung atau lewat sms. Dia pun tak pernah mengirimi aku bunga  di hari istimewaku atau hari istimewa kami berdua, seperti yang mungkin dilakukan laki-laki lain terhadap pasangan mereka. Tapi ya sudahlah, aku juga tidak terlalu menyukai bunga, kecuali bunga bank…hehehe. Kadang ada juga keinginan mendapat perlakuan romantis sesekali, tapi kan aku tidak bisa memaksa suamiku melakukannya. Kalau dia merasa terpaksa ya percuma.

Aku cuma mau berbagi sedikit kisah(tak) romantis kami. Nanti andalah yang menilai sendiri bagaimana suamiku tercinta. Salah satu momen yang terindah yang pernah aku alami bersama dia adalah ketika kami merayakan ulang tahun pernikahan kami yang pertama. Sejujurnya, aku tidak berharap banyak ulang tahun pernikahan kami akan dirayakan secara istimewa. Karena suamiku pun jarang mengistimewakan acara ulang tahunku atau dirinya sendiri. Memberi kado pun kadang dia lupa:-D. Tapi syukurlah dia tidak pernah lupa mengucapkan selamat.

Tapi sejak beberapa hari sebelumnya dia sudah bertanya kepadaku mau dirayakan di mana. Tentu saja aku bingung. Aku tidak ada preferensi tempat. Bisa berdua saja dengan dia untuk merayakannya adalah hal yang luar biasa mengingat kesibukannya di kantor. Aku sendiri sudah mempersiapkan hadiah dan kartu untuk hari istimewa kami itu. Aku membelikannya jam tangan karena memang jam dia sudah rusak dan entah ke mana. Harganya mungkin terbilang agak mahal jika dilihat dari kondisi keuangan kami saat itu. Tapi aku pikir tak mengapa, aku ingin menyenangkan dirinya.

Di hari-H, di perjalanan menuju kantor dia mengajak aku untuk pergi ke suatu restoran pizza nanti sore setelah jam kantor. Dia bilang dia akan minta izin untuk pulang lebih awal. Hah? What a surprise! Buat aku itu sudah sesuatu yg luar biasa.

Sore harinya setelah jam kantor aku menyusul ke kantornya, dan dia sedang bersiap-siap pulang. Aku sempat mendengar dia berkata pada salah seorang teman kantornya, kalau cuma ini yang dia bisa berikan ke aku sebagai hadiah ulang tahun perkawinan. Aku merasa terharu mendengarnya.

Sesampainya kami di restoran yang dituju, kami mencari tempat duduk dan mulai memesan. Sementara menunggu pesanan datang, dia mengeluarkan selembar kertas, dan membacakan puisi yang ditulisnya untukku. Sungguh luar biasa. Aku nggak bisa menggambarkan perasaanku. Setelah itu kami pun berdoa dan mengucapkan harapan-harapan kami di hari istimewa itu. Tak disangka, matanya pun berkaca-kaca. Tuhan, aku nggak pernah melihat laki-laki ini menangis sebelumnya. 

Aku merasa sangat bahagia malam itu. Setelah itu dia mengeluarkan sebuah singing candle yang ternyata dibelinya beberapa hari yang lalu saat ke supermarket bersamaku. Kami meniup lilin itu bersama-sama. Kemudian dia mengeluarkan hadiahnya untukku, foto-foto anakku yang dicetaknya sendiri dan ditaruh di pigura. Dia bilang dia terinspirasi membuat ini karena beberapa hari sebelumnya aku sempat meminta foto anakku untuk kupajang di kantor. Subhanallah. 

Begitu besar perhatiannya. Aku jadi merasa hadiahku tidak ada nilainya dibanding apa yang dia berikan padaku. Terima kasih aa… semoga kita masih diberikan kesempatan merayakakan hari jadi pernikahan kita di tahun-tahun selanjutnya. Terima kasih Tuhan, untuk seorang suami yang “romantis” dan “perhatian” dengan caranya sendiri. 




Sydney, 26 Maret 2010

No comments: